Tackle, Diving dan Kontroversinya


Sepakbola adalah salah satu cabang yang memerlukan kontak antar pemain. Sebagai salah satu teknik dalam mempertahankan possesion ball, diperlukan skill dalam mengolah serta ketahanan tubuh yang baik. Bagitupun dalam merebut bola dari lawan diperlukan body balance yang baik dan teknik melakukan tackling. 

Dalam teknik merebut bola dari lawan diperlukan teknik khusus agar tidak menyalahi aturan yang berlaku. Di dalam LOTG (Laws of the Game) yang telah ditetapkan oleh FIFA di hukum ke-12 disebutkan bahwa ada beberapa pelanggaran atau tindakan menyimpang yang tidak diperbolahkan diantaranya adalah menjegal (tekel) lawan tanpa mengalami sentuhan (kontak) dengan bola, membenturkan diri atau anggota badan dalam merebut bola, dan menarik atau mendorong anggota tubuh lawan yang menguasai bola sehingga keselamatan dan keamanan tubuh lawan dapat terjaga terutama untuk menghindarinya cidera.

Ada beberapa kemungkinan ketika melakukan tekel kepada lawan, yang pertama adalah bola dapat direbut dan lawan terjatuh tidak mengalami hal apapun dan pertandingan berjalan dengan normal. Yang kedua adalah bola dapat direbut tetapi lawan terjatuh dan mengalami cidera karena kesalahan dalam melakukan tekel. Kemudian yang ketiga adalahbola tidak dapat direbut karena pemain lawan terjatuh dan meringis kesakitan seakan telah terjadi kesalahan dalam melakukan tekel padahal yang terjadi adalah tekel sudah dilakukan dengan benar atau bahkan tidak ada kontak fisik yang terjadi. Untuk poin terakhir peran wasit sangat diperlukan, apakah akan terjadi pelanggaran yang mengakibatkan hukuman.
Diving adalah tindakan seorang pemain sepak bola yang sengaja berpura-pura terjatuh, dilanggar atau kesakitan oleh pemain lain meski tak terjadi kontak fisik, untuk menipu wasit dan memprovokasi pemain lain ketika menghasilkan sebuah tendangan bebas atau tendangan penalti, yang bahkan dapat merugikan tim lain apabila wasit serta merta memberi kartu merah bagi pemain lawan yang dianggap wasit melanggar pemain yang 'berakting'. - Wikipedia
Jauh sebelum teknologi VAR (Video Assitant Refferee) ada, fenomena diving  banyak menjadi perdebatan yang seru pada suatu pertandingan apalagi pada pertandingan yang mempertemukan tim-tim besar dengan nama-nama megabintang didalamnya. Keputusan wasit ketika meniup peluit yang menandakan terjadinya pelanggaran dan memberikan hukuman baik itu tendangan bebas atau memberikan kartu kuning ataupun merah kepada pemain menimbulkan banyak kontroversi.

Masih teringat ketika gelaran Piala Dunia 2002 ketika partai babak penyisihan yang mempertemukan Italia dan Korea Selatan yang saat itu menjadi tuan rumah. Italia yang saat itu sedang mati-matian berjuang agar bisa lolos ke babak berikutnya sangat dirugikan atas keputusan wasit yang saat itu dipimpin oleh Byron Moreno. 


Itlaia yang kala itu masih tertinggal dengan skor 2-1 merasa dirugikan karena penyerang mereka Fransessco Totti dihadiahi kartu kuning kedua karena dianggap melakukan diving di kotak pinalti pada menit 103. Padahal apabila dilihat memalui tayangan ulang dapat dilihat bahwa memang terjadi pelanggaran.

Kita flashback  kembali ke tahun 1990, ketika gelaran World Cup dilangsung kan di Italia. Kala itu Jerman dan Argentina beradu di partai final memperebutkan piala dunia. Jerman yang saat itu diperkuat oleh Jurgen Klinsmann mempertontonkan insiden diving yang paling memalukan.

Sumber: Reuters

Bagaimana tidak, partai krusial seperti itu harus diwanai dengan tindakan Klinsmann yang menjatuhkan diri ketika pemain Agerntina Pedro Monzon yang saat itu melakukan sliding tackel dengan maksud merebut bola di kaki Klinsmann malah harus mendapatkan kartu merah karena akting Klinsmann. Berkat insiden tersebut, Jerman berhasil mendapatkan trofi piala dunia dengan mulus melalui skor final 1-0.

Di kompetisi FA Cup tahun 2015 juga sempat diwarnai aksi diving kontroversial. Manchester United yang kala itu berhadapan dengan Preston North End di ronde ke enam berhasil menang 3-1. Di laga itu Wayne Rooney memperlihatkan aksi diving untuk mendapatkan kuncian poin dari titik putih.


Rooney yang saat itu sedang membawa bola dan masuk kedalam kotak pinalti Preston, menjatuhkan diri setelag sebelumnya goal keeper dari Preston mencoba untuk melakukan sliding tackle. Faktanya dilihat dari tayangan ulang kaki penjaga gawang tersebut sama sekali tidak menyentuh bagian tubuh Rooney.

Yang terakhir adalah aksi treatrikal yang dibuat oleh Cristiano Ronaldo, ketika Juventus dijamu oleh Napoli di gelaran Serie , 4 Maret yang lalu. Gol pertama Juventus yang dicetak dari tendangan bebas yang dieksekusi oleh Pjanic didapatkan dari aksi diving Ronaldo. Ronaldo yang kala itu sedang mendapatkan bola disambut oleh sliding tackle Meret dan kemudian di akhiri oleh akting jatuh oleh Ronaldo dan kartu merah untuk Meret.


Bukan hanya pelakunya saja yang seharusnya tidak membuat kejadian memalukan seperti itu, wasit juga dirasa perlu lebih jeli kembali dan mereview kembali sebelum menjatuhkan hukuman terhadap aksi sliding tackle. 


Diving sejatinya adalah suatu tindakan yang sangat un-fair di dunia sepakbolaKampanye FIFA beberapa tahun lalu yang menggaungkan fair play seharusnya diterapkan bukan hanya sebagai ucapan semata saja tetapi juga baiknya dapat diterapkan baik di dalam lapangan hijau maupun di susunan kompetisi yang dinaunginya.

Demikian tulisan saya mengenai tackle, diving dan kontroversinya, semoga dapat menjadi wawasan kepada para pembaca. Apabila ada salah kata mohon saran dan kritiknya dapat disampaikan di kolom komentar dibawah ini dan nantikan terus update mengenai pembahasan dari dunia sepakbola dari ragamfootball.blogspot.com.

17 Responses to "Tackle, Diving dan Kontroversinya"

  1. mantap semua tentang bola di bahas sukses selalu blognya yah seamangat

    ReplyDelete
  2. waduh ,,, ternyata gagalnya argentina dulu karena main 10 orang.

    ReplyDelete
  3. mampir kembali ke punya saya gan https://otakhpid.blogspot.com salam bloger

    ReplyDelete
  4. Yg neymar guling gelinding itu ga dimasukin ya bang?
    Wkwkwk
    ;)

    ReplyDelete
  5. Semenjak adanya VAR, sepakbola menjadi tdk asyik lagi.

    ReplyDelete
  6. saya kira tadinya Diving = renang om,
    ternyata di sepabola juga ada pura2 sakit ya? wkwkwkw

    ReplyDelete
  7. Udah gak ngikutin bola lagi saya. Entah kenapa gak asik aja menurut ku.

    Btw, kunbal balik ya blog ku. Search aja Animanga Kun

    ReplyDelete
  8. Paling parah emang kontroversi yang terjadi di pertandingan Italia lawan Korsel. Bener2 dikadalin Italia :-(

    ReplyDelete
  9. Numpang promo ya min^^
    Upd4te Bett1ng k0munit4$ b0la terpercaya di 1nd0nes14
    4yo buruan daftar..

    ReplyDelete
  10. Oalah, ternyata ada beberapa ketentuan toh yang bikin tackle itu jadi pelanggaran. Pantes aja kadang suka ngeliat ada yang jatoh tapi ga pelanggaran, ternyata ada alasannya.

    Barangkali mas suka dengan blog yang membahas ulasan video games, bisa mampir ke blog ane ya di www.hazgamezone.com

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel